top of page
Search

Makna Filosofi Wabi-Sabi, 7 Prinsip Utama, dan Penerapannya

  • Writer: Main Dashboard
    Main Dashboard
  • Nov 13
  • 4 min read

Updated: Nov 20

Green curtain with white lotus and frog design hangs in a traditional Japanese room with tatami mats, shoji screens, and potted plants.
tirai jepang noren minimalis norenholic

Di Jepang, ada filosofi wabi-sabi yang bisa mengajarkan Anda banyak hal. Bahwa segala sesuatu memiliki waktunya sendiri. Waktu akan mengubah semuanya, dan perubahan itu (impermanensi) menjadi inti dari wabi-sabi. 

Berasal dari dua kata, wabi, yang berarti hidup sederhana dan rendah hati. Ada juga kata sabi, penghargaan terhadap usia, keausan, dan sejarah. Filosofi wabi sabi akan mengajarkan Anda untuk melihat pasti ada keindahan di balik sesuatu yang sederhana, biasa, tidak mulus, dan tidak sempurna. 

Wabi-sabi hadir seperti air segar untuk menyeimbangkan anggapan di dunia yang penuh tekanan ini, bahwa Anda harus selalu tampil sempurna. Filosofi ini juga mengajak kita untuk berhenti mengejar sesuatu yang berkilau dan mulai menghargai banyak hal yang memang sejak awal kurang sempurna.

 

Apa Itu Filosofi Wabi-Sabi?

Dalam penjelasan paling sederhana, wabi-sabi adalah kesenian dan filosofi asal Jepang untuk menemukan keindahan di dalam ketidaksempurnaan dunia dan menerimanya. 

Selain itu, filosofi satu ini juga mengajarkan agar kita menerima perubahan atas pertumbuhan, kematian, dan pembusukan yang merupakan siklus alami hidup.  Dari segi makna kata, sebenarnya wabi-sabi punya keambiguan yang membuatnya sukar untuk dapat penjelasan. 

Kata wabi, itu berarti merana, sederhana, rendah hati, dan tidak materialistis. Sedangkan kata sabi, punya arti yang cukup mendalam, yakni keindahan tak akan selamanya ada.  Seorang seniman Amerika, Leonard Koren, berkata jika wabi-sabi filosofi jadi karakter paling khas dari keindahan tradisional Jepang. 

Posisinya pun dekat dengan nilai estetika Jepang. Kurang lebih, sama dengan bagaimana peradaban Yunani Kuno memandang keindahan dan bagaimana Dunia Barat memandang kesempurnaan. 


7 Prinsip dalam Estetika Filosofi Wabi-Sabi

Filosofi wabi-sabi tidak berdiri sendiri. Melainkan juga makin kaya dan terbentuk oleh nilai-nilai Zen dalam hal cara pandang terhadap keindahan dan harmoni. Dalam tradisi Jepang, ada tujuh prinsip utama yang jadi pondasi estetikanya: 


1. Fukinsei - Asimetri

Tidak semua hal yang indah harus simetris. Fukinsei mengajarkan bahwa ketidakseimbangan justru menciptakan dinamika dan karakter.

Dalam seni tradisional Jepang, komposisi sering tidak rata, tidak sejajar, atau tidak simetris, dan itu sengaja. Karena kesempurnaan visual membosankan, statis, bahkan membunuh keaslian.


2. Kanso - Kesederhanaan

Sederhana, bukan berarti kekurangan. Justru dalam kanso, keindahan muncul saat sesuatu tidak berlebihan. Ada hal-hal yang tak perlu ada, dan menyisakan hal yang esensial. 

Kanso juga begitu terasa dalam interior Jepang tradisional dalam wujud ruang lapang, minim dekorasi, dan benda-benda dengan fungsi jelas. Semuanya terasa ringan, lega, dan hangat. 


3. Koko - Keagungan dalam Keusangan

Koko mengajarkan bahwa sesuatu yang tua, usang, dan penuh jejak waktu bisa punya keagungan tersendiri. Tidak semua keindahan bersinar terang, tapi ada juga yang bersinar samar. 

Lihat saja keramik tua dengan retakan halus, kayu lapuk dengan tekstur khas, atau kain linen yang warnanya mulai pudar. Mereka tidak ‘baru’, tapi punya kisah. Dan kisah itu memancarkan ketenangan.


4. Shizen - Kealamian

Dari definisi Shizen itu sendiri, artinya alami. Dalam konteks wabi-sabi, artinya lebih dari memakai bahan-bahan dari alam, tapi bagaimana Anda menghormati proses alami yang memang tak dapat Anda kendalikan. 


5. Datsuzoku - Kebebasan dan Konvensi

Kemudian, ada prinsip Datsuzoku yang mengajak Anda untuk melampaui rutinitas dan konvensi yang membelenggu. Tujuannya untuk memberi ruang untuk spontanitas dan kebaruan. 


6. Seijaku - Ketentraman

Seperti artinya, Seijaku adalah soal ketentraman. Maksudnya, keadaan jiwa yang tenang dan hadir secara penuh. 

Dalam arsitektur dan taman Zen, prinsip ini terasa dalam ruang yang mengundang sunyi. Tidak sibuk, tidak padat, dan hanya ada energi yang menenangkan. 


7. Yugen - Keindahan yang Tersirat

Meski tak selalu ada dalam daftar konsep utama, yugen sering jadi esensi tambahan filosofi wabi-sabi. 

Prinsip ini adalah soal keindahan yang tak bisa kita jelaskan, yang hanya nampak lewat isyarat, atmosfer, dan kesan yang samar. 


Filosofi Wabi-Sabi sebagai Gaya Hidup 

Wabi-sabi pun bisa Anda terapkan sebagai gaya hidup. Bagaimana untuk menerapkannya? 


1. Menerima Ketidaksempurnaan Diri

Setiap orang punya masa lalu. Punya salah. Punya ketakutan dan kekurangan yang mungkin ingin disembunyikan. Tapi dalam wabi-sabi, semua itu justru adalah bagian dari “kecantikan manusia yang utuh”.

Daripada mengejar standar yang tidak realistis (baik secara fisik, karier, atau hubungan), seharusnya menerima perjalanan hidup kita sendiri. Menyadari bahwa proses belajar, gagal, lalu bangkit lagi, itulah yang membuat kita ‘hidup’.


2. Merawat Barang, Bukan Mengganti

Filosofi Jepang wabi sabi juga berjalan ke arah yang berkebalikan dengan budaya konsumsi modern. 

Budaya konsumsi modern membuat kita terbiasa membuang barang yang retak, baju yang kusam, bahkan orang yang tak sesuai ekspektasi.

Wabi-sabi mengajak hal sebaliknya. Cobalah pelan-pelan, rawat apa yang ada. Seperti teknik kintsugi yang menambal keramik pecah dengan emas, kita bisa memperlakukan barang-barang dengan nilai dan cerita. Jadi, barang yang Anda punya tidak hadir hanya dari segi fungsinya saja. 

Filosofi wabi-sabi juga mengajarkan jika ada baju lusuh, sebaiknya menyulam baju ulang, merawat meja kayu tua, atau tetap menggantung tirai yang warnanya mulai pudar. 


3. Mengatur Ruang dengan Kesederhanaan

Dalam konteks ruang, wabi-sabi tidak mendorong kemewahan atau dekorasi berlebihan. Filosofi ini menekankan suasana yang tenang, nyaman, dan alami.

Bagaimana cara menerapkan filosofi wabi-sabi dalam ruang? Gunakan elemen alam seperti kayu, batu, linen, atau kain dengan tekstur kasar. 

Warna-warna tanah, cahaya alami, dan benda-benda yang tidak simetris atau tidak sempurna secara visual. Ruangan tidak harus “sempurna untuk Anda foto”, karena yang terpenting hanya nyaman jadi tempat tinggal. 

Sebagai contoh, Anda bisa menggunakan tirai noren dari Norenholic sebagai pemisah antar-ruang di rumah. Tirai noren ini bisa membawa nuansa Jepang yang autentik dan membawa serta jiwa wabi-sabi. 


4. Melambat dengan Sengaja

Hidup modern sering membuat kita merasa bersalah kalau tidak produktif. Tapi wabi-sabi mengajarkan untuk hadir sepenuhnya dalam momen kecil. Misalnya hanya dengan membuat teh, membaca buku tua, atau hanya duduk menatap hujan.

Alih-alih multitasking, coba satu hal saja. Tapi lakukan dengan kesadaran penuh. Rasakan setiap langkah, setiap sentuhan, setiap rasa yang hadir.


5. Menjaga Relasi yang Autentik

Selain itu, gaya hidup dengan filosofi wabi-sabi juga terasa dari hubungan antar manusia. 

Melalui wabi-sabi, kita diajak untuk menerima orang apa adanya. Bukan versi ideal dari orang lain. Begitu juga dengan Anda, yang harus menerima diri apa adanya. 

Teman yang tidak selalu ada di chat, tapi tulus saat bertemu. Pasangan yang kadang menyebalkan, tapi tetap mau belajar bersama. 

Wabi-sabi mengajarkan bahwa relasi yang ‘retak-retak’ tapi bertahan, sering kali lebih indah daripada hubungan yang terlihat sempurna dari luar tapi kosong di dalam.

Jadi, apa itu wabi sabi sudah Anda pahami. Prinsip-prinsipnya pun telah secara penuh Anda baca. Bahkan, penerapannya sebagai gaya hidup juga sudah Anda resapi. 

Sekarang, saatnya membawa filosofi ini ke dalam hunian atau ruang yang Anda punya. Bisa dengan langkah sederhana, seperti menggunakan tirai noren yang sederhana, tapi indah ketika memandangnya. 

Untuk mendapatkannya, Anda bisa pertimbangkan memesan dari Norenholic. Dari urusan desain hingga pengiriman, semua kami jamin lancar hingga tirai noren sampai ke tangan Anda. 


Chat yuk! ke Whatsapp :

 
 
 

Comments


You can spot us at  :​

​Jl. Gunung Batu No.109, Kel. Sukaraja, Kec. Cicendo, Kota Bandung 40175

Jawa Barat - INDONESIA

admin@norenholic.com

Contact Our Admin for More Information & Orders :

Office. +62 22 665 3033 

Admin. +62 895 5264 08048

  • Facebook - White Circle
  • Twitter - White Circle

Love our products?

Find us on your favorite marketplace and shop hassle-free!

icons bw circle 50x50px - shopee.png

@shopee / norenholic

icons bw circle 50x50px - tokopedia.png

@tokopedia / norenholic

icons bw circle 50x50px - laz.png

@lazada / norenholic

© 2025 Norenholic - All Right Reserved.

Owned by CV. Seratus Sembilan Solusindo

bottom of page