top of page
Search

Sejarah Tirai Noren, dari Kuil Kuno hingga Bangunan Modern

  • Writer: Main Dashboard
    Main Dashboard
  • 2 days ago
  • 4 min read

Tirai jepang noren sebagai bagian dari tradisi bangsa jepang sejak lama
Tirai jepang noren sebagai bagian dari tradisi bangsa jepang sejak lama

Ada hening yang begitu indah ketika sehelai noren berkibar pelan di ambang pintu. Angin yang membelainya perlahan, mengantarkan bisikan dari masa lalu. Sejarah tirai noren tidak tertulis dalam buku-buku besar, tapi teranyam di setiap helai kain dengan warna yang memudar, pola-pola yang diwariskan, dan lipatan jejak tangan manusia. 

Di balik kesederhanaannya, noren telah melewati banyak zaman. Ia telah tumbuh bersama kedai-kedai tua di gang sempit Kyoto, dan perlahan fungsinya berubah seperti yang Anda kenal sekarang. 

Tirai noren memang berawal dari kebutuhan akan perlindungan. Namun, kini fungsinya telah lebih luas menyesuaikan dengan kebutuhan zaman. 


Sejarah Tirai Noren, Ribuan Tahun yang Lalu

Catatan demi catatan mengenai noren telah kami baca. Dan kisah kain yang kini menjadi pembagi ruang dengan tampilan estetik bisa Anda simak lengkap di sini: 


1. Akar Sejarah

Catatan paling awal mengenai terbentuknya tirai yang menyerupai noren muncul dari zaman Jomon. Ini adalah era ribuan tahun bahkan sebelum konsep “Jepang” terbentuk seperti sekarang. 

Saat itu, masyarakat menggantung anyaman bambu dan jerami di depan tempat tinggal mereka. Fungsinya adalah melindungi hunian dari debu, panas, angin, dan entitas tak kasat mata yang bisa mengganggu.

Beberapa peneliti meyakini, inspirasi kain pembatas ini datang dari pengaruh Tiongkok, yang masuk bersamaan dengan ajaran Zen di periode Heian (794 - 1185). 

Di sana, tirai berfungsi untuk memisahkan ruang dalam kuil, rumah bangsawan, atau paviliun teh. 

Tapi di Jepang, ia menjelma menjadi sesuatu yang lebih fleksibel. Selain membatasi ruang, noren juga menjadi penanda identitas. 


2. Kemunculan Nama “Noren”

Istilah “noren” mulai tercatat secara jelas pada akhir periode Kamakura. Awalnya, tirai-tirai ini terpasang di depan toko-toko kecil dan warung makan sebagai penghalang debu atau panas. Namun secara perlahan, fungsinya bergeser.

Para pemilik usaha mulai menjadikan noren sebagai penanda nama dan identitas. Di sinilah noren mulai menempati fungsinya yang lain. 

Sejarah tirai noren pada era tersebut, biasanya dicat dengan lambang keluarga, nama usaha, atau simbol kepercayaan. 

Masuk ke era Muromachi hingga Edo, budaya noren semakin berkembang. Warna, bentuk potongan kain, hingga posisi lipatannya bisa memberi sinyal status atau jenis layanan. 


3. Masa Edo (1603 - 1868)

Di era Edo (1603 - 1868), Jepang memasuki masa damai yang panjang. Kehidupan kota berkembang pesat, dan begitu pula peran noren. 

Pengaplikasian tirai ini meluas di rumah makan, toko obat, penginapan, hingga rumah mandi umum.

Pada zaman ini, ada kebiasaan yang cukup unik. Jika noren terpasang di rumah makan dan kondisinya kotor, itu menjadi penanda popularitasnya. 

Pelanggan ketika itu sering menyeka tangan atau wajah mereka ke noren setelah makan atau beraktivitas. 

Akibatnya, noren akan jadi cepat kotor. Namun, tak ada yang salah dengan itu. Semakin kotor noren artinya semakin ramai juga pengunjungnya. 

Selain itu, dalam dunia bisnis zaman Edo, terkenal juga istilah noren-wake. Ini adalah konsep ketika seorang murid mendapatkan izin membuka cabang baru dan punya hak menggunakan noren milik gurunya. 

Jadi, sejarah tirai noren tidak sesederhana sebagai penghias saja, melainkan juga soal pewarisan nama dan reputasi bisnis. 


4. Modernisasi dan Perubahan Fungsi

Memasuki era Meiji dan Taishō, modernisasi Jepang membawa perubahan besar pada arsitektur dan branding toko. Signboard dari kayu atau neon mulai menggantikan noren di banyak tempat usaha, terutama di kota-kota besar. 

Tapi, noren tidak punah. Justru ia bertahan dengan bentuk dan fungsi yang juga berevolusi. 

Di toko-toko kecil, izakaya, dan restoran tradisional, noren tetap setia bergantung di ambang pintu. Warnanya bisa lebih modern, polanya lebih variatif. 

Noren juga mulai terpakai di rumah tinggal sebagai pembatas ruangan tanpa pintu karena lebih ringan dan praktis, tapi tetap punya estetika yang hangat.

Menariknya, kini juga banyak desainer muda dan seniman tekstil Jepang hingga luar negeri yang mulai menjelajahi kembali noren sebagai bentuk karya seni. 


Bahan yang Digunakan dalam Pembuatan Noren Tirai Jepang

Setelah sejarah tirai noren, kurang lengkap jika belum membahas soal bahan-bahan pembuatnya ketika itu. 

Dari zaman kuno hingga sekarang, memang bahan-bahan pembuatnya sangat berbeda. 

Awalnya, orang Jepang menggunakan bahan alami seperti jerami, miscanthus, buluh, dan serat rami. Orang-orang ketika itu akan menganyam bahan-bahan ini dengan kasar. 

Baru kemudian, katun dan linen mengambil alih. Hasilnya jadi lebih halus, gampang dalam pembentukannya, dan bisa Anda cuci. 

Berlanjut ke era modern yang mulai menggunakan bahan sintetis seperti polyester, yang kini sangat tepat jadi pilihan untuk noren luar ruangan. 


Cara Pembuatan Tradisional Tirai Noren

Pembuatan noren tidak sesederhana memotong kain dan menggantungnya saja. Noren, bahkan lahir dari tangan-tangan terampil yang tahu mengenai filosofi dan estetikanya: 


1. Tenun dan Pewarnaan

Proses penenunan bahan katun atau linen biasanya dalam pola yang sederhana namun kuat, seperti plain weave atau twill weave. 

Untuk pewarnaan, teknik tradisional seperti yuzen painting, stencil dyeing, dan shibori tie-dye sering digunakan. 

Beberapa pengrajin masih melestarikan roketsu-zome (batik lilin), di mana motif akan terlindungi lilin agar bagian tertentu tetap putih saat menyelupkan kain. 


2. Pembuatan Desain

Dari sejarah tirai noren, biasanya pengrajin akan menentukan bagian desain dengan menggunakan stencil dari kertas. 

Mereka akan menutup area tertentu dengan pasta tepung beras agar pewarna tidak menembus bagian tersebut. 

Setelah proses pewarnaan selesai, mereka bakal melepas pasta itu dan menampilkan motif khas. Biasanya berupa simbol toko atau kamon (lambang keluarga) secara jelas di permukaan kain.


3. Tahap Finishing

Terakhir, para pengrajin akan memotong panel-panel noren secara vertikal agar orang bisa melewatinya tanpa perlu mengangkat tirai. 

Mereka menjahit sisi atas untuk memasukkan batang kayu atau bambu sebagai gantungan. 

Untuk menjaga kekuatan dan kerapihan, mereka juga memperkuat bagian pinggiran dengan jahitan yang rapi dan tahan lama.


Fungsi Tirai Noren 

Dari sejarah tirai noren, kita bisa mengambil beberapa poin mengenai fungsinya: 


1. Proteksi & Praktis

Sejak era Heian, noren menjadi pelindung angin, debu, sinar matahari, dan juga hujan. Sedangkan untuk versi modern seperti polyester, masih memungkinkan penggunaannya meski hujan. 


2. Identitas, Branding, dan Reputasi

Saat periode Edo, pedagang akan menambahkan nama toko atau lambang keluarga ke noren. Tujuan utamanya adalah branding visual dan simbol reputasi. 

Ada pula praktik noren-wake, yakni pewarisan reputasi bisnis dari guru ke murid yang membuka cabang usaha baru. 


3. Tanda Buka & Simbol Sosial

Pemasangan noren artinya menandakan toko buka. Sementara jika menurunkannya, artinya toko tutup. 

Dalam restoran Edo, pelanggan sering menyeka tangan ke noren-noren yang kotor yang menjadi simbol kualitas dan keramaian di era itu. 

Jadi, sejarah tirai noren lebih dari sekadar kain gantungan penyeka ruangan. Namun juga punya kisah panjang bahkan sebelum konsep “Jepang” terbentuk. 

Saat ini, noren telah berevolusi. Selain menjadi pelindung angin dan penanda toko, noren juga menjadi elemen dekoratif dengan kesan Jepang ke ruang-ruang modern. 

Banyak pemilik kafe, butik, hingga rumah, memilih noren untuk menghadirkan atmosfer yang tenang dan punya karakter. 

Jika Anda sedang mencari noren dengan kualitas cetak terbaik, customizable design, dan bahan awet, Norenholic bisa jadi jawabannya. Hubungi sekarang!


 
 
 

You can spot us at  :​

​Jl. Gunung Batu No.109, Kel. Sukaraja, Kec. Cicendo, Kota Bandung 40175

Jawa Barat - INDONESIA

admin@norenholic.com

Contact Our Admin for More Information & Orders :

Office. +62 22 665 3033 

Admin. +62 895 5264 08048

  • Facebook - White Circle
  • Twitter - White Circle

Love our products?

Find us on your favorite marketplace and shop hassle-free!

icons bw circle 50x50px - shopee.png

@shopee / norenholic

icons bw circle 50x50px - tokopedia.png

@tokopedia / norenholic

icons bw circle 50x50px - laz.png

@lazada / norenholic

© 2025 Norenholic - All Right Reserved.

Owned by CV. Seratus Sembilan Solusindo

bottom of page